Kesibukan
kerja dan aktivitas sosial lain saat ini begitu menyita waktu, sehingga
banyak orang cenderung kekurangan tidur. Padahal, efek kurang tidur
bukan sekadar akan membuat Anda mengantuk keesokan harinya, dan jadi
kurang dapat berkonsentrasi saat bekerja.
Beberapa pakar saraf
meyakini bahwa salah satu tujuan tidur adalah memberikan peluang pada
otak untuk membangun dan menguatkan jaringan penghubung saraf. Orang
yang biasa tidur cukup akan memelajari informasi baru dengan lebih
cepat dan memiliki memori yang lebih tajam. Namun apa jadinya bila Anda
selalu kekurangan tidur dari hari ke hari? Mari kita coba hitung satu
per satu.
Kekurangan tidur akan memberikan efek jangka pendek
maupun jangka panjang. Efek langsungnya, ketika Anda terjaga dalam
keadaan kaget karena mendengar suara alarm, Anda akan cenderung
menjalani hari dengan mood yang kurang baik (1). Seiring
berjalannya hari, Anda akan merasa bingung dan mudah jenuh. Tidur dalam
waktu yang singkat juga akan mengurangi kecepatan reaksi Anda (2),
sehingga meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan mobil dan musibah
lain.
Lalu apa efek jangka panjangnya? Jam tidur yang berkurang
dan terjadi secara rutin akan mengacaukan fungsi tubuh Anda. Salah satu
buktinya, penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur bisa menurunkan
kadar hormon leptin (3), yang membantu mengontrol nafsu makan.
Akibatnya, kalau Anda kurang tidur, ada kemungkinan Anda akan makan
berlebihan.
Kekurangan tidur juga akan meningkatkan kadar hormon
stres (4), yang akan memaksa tubuh mengirimkan lebih banyak glukosa ke
dalam aliran darah. Tubuh juga akan menjadi kurang sensitif terhadap
insulin.
Itu saja? Ternyata tidak. Penelitian lain menunjukkan
bahwa kurang tidur akan menghentikan produksi senyawa kimia tertentu
dalam sistem kekebalan tubuh (5), yang menjaga tubuh dari kuman.
Kemudian, sebuah studi pada tahun 2009 juga mendapati bahwa orang yang
tidur kurang dari tujuh jam sehari akan meningkatkan peluang mengalami
flu tiga kali lipat (6).
Berapa sebenarnya jam tidur Anda dalam
sehari? Enam jam? Atau bahkan lima jam? Ternyata, menurut penelitian
lain, ketika mengurangi jatah tidur dari delapan jam menjadi enam jam
sehari, Anda akan menimbulkan kadar peradangan kronis (7). Kondisi ini
meningkatkan risiko berbagai problem lain, termasuk serangan jantung,
stroke, dan osteoporosis.
Kesimpulannya, meskipun Anda merasa
cukup kuat menjalani aktivitas meskipun terbiasa tidur hanya lima jam
sehari, pikirkan lagi efek jangka panjangnya. Cobalah untuk mengurangi
rutinitas yang kurang penting menjelang tidur, seperti menonton TV,
mengecek email, membaca buku, atau chatting di ponsel. Perlahan, tambah
jam tidur Anda setengah jam setiap minggu sehingga mencukupi kuota tujuh
atau delapan jam setiap malam. Para pakar mengatakan, satu tanda bahwa
Anda sudah cukup tidur adalah jika Anda bisa bangun tepat waktu setiap
hari tanpa bantuan alarm.
Sumber: Readers Digest