Mitos 1 : Surat lamaran yang baik beserta design-nya akan mendapatkan pekerjaannya
Surat lamaran dan isinya tidak membuat anda diterima tapi dapat menjadi iklan bagi anda untuk menjalani wawancara. Surat lamaran seharusnya tidak menceritakan tentang diri anda terlalu banyak sehingga pihak yang membuka lowongan dapat membuat keputusan perekrutan. Surat seharusnya sederhana dan memikat pembacanya untuk ingin melihat anda.
Mitos 2 : Pelamar harus punya latar pendidikan terbaik, kemampuan dan pengalaman untuk selalu mendapatkan posisi yang ditawarkan.
Banyak faktor berkaitan dengan keputusan perekrutan. Pendidikan, kemampuan, usia, ketangkasan kerja hanya beberapa kriteria perekrutan. Majikan atau pihak perusahaan akan mewawancarai anda karena mereka ingin melihat anda – bagaiamana penampilan anda, interaksi, dan kesesuaian anda dengan organisasi mereka.
Studi terbaru Yale University melaporkan bahwa 15% alasan seseorang menjadi sukses itu berhubungan dengan kemampuan teknis dan pengetahuan. Namun 85% alasan utama kesuksesan adalah dari kemampuan personal orang itu, yaitu : sikap, perilaku, antusiasme, disiplin diri, gairah kerja dan ambisi.
Inilah mengapa seorang pelamar dengan kualifikasi terbaik diatas kertas seringkali justru tidak mendapatkan posisi yang ditawarkan.
Mitos 3 : Anda dapat rencanakan semua yang anda inginkan, namun untuk mendapat kerja sesungguhnya berhubungan dengan keberuntungan, atau siapa yang kamu kenal, atau berada di tempat yang benar pada saat yang tepat.
Keberuntungan adalah apa yang terjadi pada orang yang mempunyai tujuan jelas dan juga detail rencana tindakan.
Mitos 4 : Perekrut akan menghargai lamaran yang panjang karena itu memberikan mereka lebih banyak informasi dan menghemat waktu wawancara
Kebanyakan lamaran mendapat waktu 30-40 detik saja untuk dilihat. Anda harus dapat mengkomunikasikannya dengan jelas, tepat waktu dan menunjukkan wilayah kompetensi anda. Jarang sekali perekrut mempunyai alasan untuk membaca lamaran yang panjangnya dua halaman.
Mitos 5 : Selalu meletakkan besar penghasilan yang anda inginkan dalam lamaran
Ini hanya berlaku untuk diri anda. Apakah tinggi atau rendah gaji tidak mempunyai nilai positif terhadap lamaran. Gaji selalu dinegosiasikan setelah pihak perusahaan memutuskan bahwa anda adalah orang yang tepat bagi pekerjaan yang ditawarkan.
Mitos 6 : Anda sebaiknya selalu menutup surat lamaran dengan kata-kata : “Saya menanti kabar dari anda”.
Jangan pernah menulis demikian! bahkan disaat seorang pelamar yang merasa rendah karena tidak bekerja dan mengharapkan perekrut untuk mengambil inisiatif. Ini adalah sesuatu yang tidak realistis. Ingat, anda sendiri yang harus mengambil inisiatif. Tetapkan kapan anda akan melakukan follow up. Anda bisa menuliskan demikian:
”Saya akan menghubungi bapak pada Kamis pagi berkenaan dengan pertanyaan yang mungkin akan bapak sampaikan atau untuk kita bisa mengadakan pertemuan pribadi”
Ini mungkin kedengarannya seperti memaksa atau berlaku terlalu tegas, dan mungkin saja memang demikian. Namun apa yang anda inginkan adalah tindakan!. Jerih payah anda akan terbayar.
Mitos 7 : Semakin banyak lamaran yang anda kirim, semakin besar kesempatan anda untuk mendapatkan kerja
Tidak perlu demikian. 30-40 surat lamaran yang dikombinasikan dengan pendahuluan yng berkualitas, cover surat yang baik serta follow up telepon akan lebih efektif dibandingkan 1000 surat lamaran yang dikirimkan secara tunggal tanpa tindakan susulan apa-apa.
Mitos 8 : Sekali saja anda mengirimkan surat lamaran, sisanya menunggu
Jika anda tidak mengambil tindakan maka anda sepertinya tidak akan mendapatkan hasil. Selalu lakukan follow up dengan telepon.
“Kamu dapat melakukan apa saja jika kamu mempunyai antusiasme. Antusiasme adalah ragi yang membuat harapan kamu melambung hingga ke awan-awan. Antusiasme adalah ledakan di matamu, ayunan gaya berjalanmu, genggaman tangan, sentakan yang tidak akan tertahan dari keinginan dan kekuatan kamu untuk mewujudkan suatu gagasan. Antusiasme adalah petarung dimana terjadi penyelesaian. Tanpanya, hanya akan ada alibi.” – Henry Ford